Sebanyak 250 warga Bajau dewasa bakal diambil sampel genetiknya dalam sepekan ini. Selain darah, juga dilakukan pemeriksaan mata, pendengaran, paru-paru, gejala neurologi, kekuatan otot, termasuk bagaimana merespons sensitivitas rasa dan raba. ”Kami akan periksa secara rinci semua fungsi untuk melihat asosiasi dan frekuensi dari varian unik di populasi yang sehat. Diharapkan, dari pemeriksaan bisa ditemukan pola di setiap populasi,” katanya.
Pemeriksaan ini dilakukan di Klinik Agradece yang berada di dekat permukiman warga Bajau di Alok Barat. Dokter spesialis penyakit dalam di RSUD TC Hillers Maumere yang juga pemilik Klinik Agradece, Asep Purnama, mengatakan sangat senang bisa mendukung pemeriksaan kesehatan dan pengambilan sampel ini.
”Kami sangat senang mendukung pemeriksaan ini karena sekaligus bisa memberikan pemeriksaan dini kesehatan warga secara gratis. Sebagian pemeriksaan ini belum tersedia alatnya di Maumere, seperti pemeriksaan retina dan paru-paru. Namun, untuk pemeriksaan ini alat-alat didatangkan ke sini,” kata Asep.
Selain orang Bajau, menurut Herawati, pemeriksaan serupa telah dilakukan pada masyarakat dataran tinggi Dieng, di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah; masyarakat Sangsit di Kabupaten Singaraja, Bali; serta masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan. Berikutnya pemeriksaan juga akan dilakukan di Papua.
Herawati mengatakan, riset yang dilakukan timnya fokus pada populasi yang sehat untuk mengetahui keragaman genom dan penyakit spesifik. ”Genomik untuk kedokteran presisi membutuhkan data ini. Data ini akan jadi dasar perhitungan prevalensi atau varian terkait penyakit, misalnya terkait diabetes atau kanker,” ujarnya.
Menurut Herawati, suku Bajau, yang dikenal sebagai ”pengembara laut” selama ini telah diketahui memiliki toleransi hipoksia yang tinggi. Mereka bisa melakukan penyelaman dengan menahan napas dalam waktu yang lebih lama.
Wahida (52), salah satu tokoh Bajau di Wuring, mengatakan, orang Bajau sejak kecil dibiasakan untuk hidup di lautan. ”Sejak umur 3-4 tahun sudah dilepas untuk berenang di laut. Kami berjalan di dalam air sebenarnya untuk mengambil kerang dan teripang yang ada di dasar,” ujarnya.
Untuk membaca berita lebih lanjut, silahkan kunjungi Artike Kompas : Manifestasi Genetik Orang Bajau yang Bisa Menyelam Lebih Lama Diperiksa – Kompas.id